Minggu, 08 Januari 2012

analisa lemak atau minyak


Tujuan
Agar praktikan dapat mengetahui persentase kadar minyak dalam suatu bahan. Untuk mengetahui persentase tersebut dapat dilakukan dengan beberapa pengujian, yaitu dengan cara soxhlet, Bilangan Asam (BA), Bilangan Ester (BE), Bilangan Penyabunan (BP), dan Bilangan Iodium (BI). Dan menganalisa sabun dengan melakukan uji Alkali bebas, asam lemak bebas, alkali total, kadar lemak bebas yang tidak tersabunkan, minyak/logam pelikan dan fillers pada contoh sabun.
Teori Dasar
1. Analisa Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alkohol trihidrat) dengan asam lemak dengan berat molekul ( C = 11 – 24 ). Contoh minyak atau lemak bisa berasal dari minyak atau lemak hewan atau tumbuh-tumbuhan. Bentuk lemak dari hewan pada umumnya mengandung lemak jenuh lebih banyak dari pada lemak tak jenuh dan umumnya berbentuk fasa padat, misalnya : lemak sapi, berupa gliserol triasetat dengan campuran gliserol oleo-palmito-stearat. Sedangkan lemak dari minyak nabati (tumbuh-tumbuhan) mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada lemak jenuh dan umumnya berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung berupa gliserol trioleat dengan campuran gliserol-oleo-palmoti-linolat, gliserol-dilinolo dan gliserol-trinoleat.
Lemak yang stabil mempunyai kandungan asam lemak dengan jumlah karbon C = 11 – 24. apabila jumlah atom C rendah seperti pada asam Butirat (C4H9COOH) pada mentega asli, tidak tahan panas jadi mudah terbakar. Dalam penyimpanan, asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi oleh udara, membentuk keton-keton yang berbau tengik.
Asam lemak umumnya rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi nama sebagai derivat asam-asam lemak ini. Misalnya tristerat dan gliserol diberi nama tristerin dan tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.
Sifat Lemak / minyak:
-          Penyabunan : lemak / minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali pada suhu mendidih.
-          Hidrolisa lemak : lemak / minyak mudah terhidrolisa oleh larutan asam kuat pada suhu mendidih terutama asam – asam mineral.
-          Oksidasi / reduksi : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain, asam lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak tak jenuh mudah tereduksi membentuk asam lemak jenuh dan mudah teroksidasi membentuk keton-keton.
-          Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau dalam penyimpanan. Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, mula-mula asam lemak tak jenuh berubah menjadi hidroksida kemudian membentuk keton yang menimbulkan bau. Gabungan oksidasi dan penyabunan oleh enzim dapat menguraikan lemak menjadi gliserol dan merubahnya menjadi Akrolein CH2 = CH. CHO yang menjadi penyebab utama timbulnya bau tengik.
-          Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan warna kekuningan. Oksigen mensubstitusi ikatan rangkap membentuk timulnya gugus karbonil menyebabkan warna kekuningan
-          Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, dan membiarkan lemak lama berhubungan dengan udara menyebabkan lemak/minyak tak jenuh menjadi keras sehingga sukar dihilangkan dalam proses pencucian. Hal tersebut timbul karena terjadi polimer lemak.
-          Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan proses polimerisasi antara ikatan rangkap pada hidrokarbon. Oksigen radikal mensubstitusi ikatan rangkap membentuk:
- CH – CH -           - CH – CH -                 - CH = CH –
                                                    peroksida
Timbulnya gugus karbonil menyebabkan warna kekuningan
-          Pengsulfonan : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain, asam lemak jenuh dapat disulfonkan oleh asam sulfat pekat pada suhu dan tekanan tinggi
-          Pengsulfatan : lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak tak jenuh mudah tersulfatkan oleh asam lemak sulfat pekat pada suhu mendidih
-          Jenis pelarut : benzena, minyak tanah, eter, hidrokarbon terklorinasi. Terpentin, karbon disulfida, ligroin, dll. Tisdak larut dalam air, asam, dll.
-          Titik leleh : 47 0C – 65 0C
-          Cara menghilangkan:
a.    penyabunan atau hidrolisa dengan alkali
b.    pengemulsian oleh sabun atau zat aktif permukaan
c.    ekstraksi dengan pelarut organik


Jenis asam lemak:
- Asam Laurat             C11H23-COOH
- Asam Miristat            C13H27-COOH
- Asam Palmitat          C15H31-COOH
- Asam Linoleat           C17H29-COOH
- Asam Linolat             C17H31-COOH
- Asam Risinolat          C17H32-COOH
- Asam Oleat               C17H33-COOH
- Asam Stearat            C17H35-COOH